Asam atau basa lemah dapat dipakai sebagai indikator,
jika warna asam berbeda dengan warna
garamnya. Pada umumnya indikator
mempunyai struktur organik kompleks atau rumit, dimana perubahan warna disebabkan oleh perubahan struktur
ikatan dalam molekul ± molekulnya. Untuk
menunjukkan terjadinya titik akhir titrasi pada suatu proses pentitrasian dapat
digunakan indikator tunggal, gabungan maupun indikator universal. Indikator
tunggal digunakan untuk mendeteksi titik akhir titrasi pada pentitrasian zat
yang menunjukkan rentangan pH yang besar, sedangkan titrasi yang menggunakan
indikator gabungan adalah pentitrasian zat yang menunjukkan rentangan pH yang
kecil atau sempit. Indikator universal digunakan untuk semua rentangan pH.
Contoh indikator tunggal antara lain : metil orange, phenolphthalein, metil
merah dll.
Untuk indikator universal, contoh
yang paling sering digunakan pada percobaan adalah lakmus merah dan lakmus
biru. Lakmus merah digunakan untuk mendeteksi suasana asam, akan memberikan
warna merah pada suasana asam, dan lakmus biru akan memberikan warna biru pada
suasana basa.
Indikator
gabungan digunakan untuk menetapkan
konsentrasi dari suatu larutan standar yang akan digunakan untuk titrasi
penetralan suatu campuran yang terdiri dari beberapa komponen dari larutan yang
berbeda.
Pada
percobaan ini digunakan indikator gabungan yang dapat memberikan perubahan
warna pada rentangan pH yang sempit. Kegunaan indikator gabungan antara lain :
-
Untuk mengurangi rentangan pH
-
Mengurangi kesalahan pada saat menentukan titik
akhir titrasi
-
Mempertajam perubahan warna
Contoh dari indicator gabungan antara lain :
-
Brom Cresol Green dengan Methyl Orange, dengan
perubahan warna dari orange ke biru pada
pH 4,3.
-
Thymol Blue dengan Phenolphtalein, dengan
perubahan warna dari kuning ke violet
pada pH 9.
-
Thymol Blue dengan Cresol Blue, dengan perubahan
warna dari kuning ke violet pada pH 8,3.
Secara umum, proses atau cara pentitrasian
dapat dibagi tiga, antara lain :
1. Titrasi langsung yaitu suatu
proses pentitrasian dimana zat yang akan dititrasi langsung dijadikan sebagai
titrant (zat yang dititer).
2. Titrasi tidak langsung yaitu
suatu proses pentitrasian dimana zat yang akan dititrasi direaksikan terlebih
dahulu dengan zat lain baru kemudian dititrasi.
3. Titrasi kembali (back
titration) yaitu proses pentitrasian yang menggunakan dua buah indikator,
dimana zat yang akan. (kimiaunand)